Turnip Mosaic Virus (TuMV)

Oleh: Dewinda Ika Wulandari, SP. 
(Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan-Universitas Brawijaya)


Morfologi TuMV
Turnip Mosaik Virus (TuMV) termasuk dalam golongan Potyvirus yang memiliki bentuk partikel virus yaitu batang lentur panjang (Bos, 1990). Panjang partikel virus golongan ini ialah sekitar 700-900 nm dengan diameter 11 nm. Partikel virus TuMV pada tanaman caisim di Daerah Cinangneng berbentuk batang lentur dengan panjang 700–780 nm dan diameter sekitar 11-12 nm (Firdaus, 2009).
Partikel Virus TuMV: a) pada B. campestris di Daerah Cinangneng dengan Mikroskop Elektron (V)(Bar: 200 nm) (Firdaus, 2009), b) pada B. napus dengan Micrograph Elektron (Uddin et al., 2015)

TuMV tersusun atas kapsid, memiliki heliks yang berserabut dan flexuous (Natasya, 2014). TuMV memiliki genom ssRNA (RNA berantai tunggal), positifsense, dan linier dengan bobot molekul 3 x 106 . Panjang genom sebesar 9,6–9,8 kb dan panjang open reading frame (ORF) sebesar 9,0–9,4 kb. Ciri lain dari golongan virus ini adalah adanya badan inklusi yang khas dengan bentuk cakra atau beberapa bentuk lainnya (Wahyuni, 2005). Badan inkluasi virus juga dapat berbentuk silindris dengan lamela dan gulungan atau rol (Bos, 1990). 

Mekanisme Infeksi TuMV pada Tanaman 
TuMV termasuk virus yang memiliki asam nukleat berupa RNA dan positive sense, berarti RNA-nya langsung bertindak sebagai mRNA. Secara umum, setelah partikel virus masuk ke dalam sel, RNA akan dibebaskan dari protein mantel dan bergabung menuju mRNA inang. Virus pada awalnya menggunakan enzim RNA polimerase inang untuk menginisiasi transkripsi RNA polimerase virus. Virus (+) sense RNA akan langsung bertindak sebagai mRNA. RNA polimerase yang disandi virus digunakan untaian RNA-tetuanya untuk mentraskripsi kopiannya menjadi untaian negatif sense RNA, dan berfungsi sebagai cetakan untuk membuat replika. Untaian positif dan negatif menggunakan enzim polimerase virus untuk mensintesis untaian keturunannya melalui suatu bentuk replicative intermediate dari RNA. Kopian RNA yang belum lengkap disintesis menjadi molekul panjang penuh dan bertindak sebagai monosistronik messeger coat protein yang akan mensintesis protein mantel. Subunit protein kemudian bergabung dengan untaian RNA bebas sehingga terakit sejumlah keturunan partikel virus yang terakumulasi dalam sitoplasma sel (Wahyuni, 2005).

Penularan TuMV 
Penularan TuMV dapat melalui tiga cara yaitu cairan tanaman sakit, biji, dan vektor berupa aphid secara non-persisten (Bos, 1990). TuMV merupakan virus tular benih yang infeksinya dapat berasal dari sumber inokulum yang ada di lapangan atau dari benih yang membawa virus (Adiputra et al., 2012). Benih yang dihasilkan petani memiliki kemungkinan terinfeksi TuMV lebih tinggi dibandingkan dengan benih yang dihasilkan oleh produsen benih. Sampel benih caisim varietas Ciherang dan Cinangneng hasil produksi petani terinfeksi TuMV dengan persentase masingmasing sebesar 15% dan 2%. (Kartiningtyas dan Hidayat, 2006). Penularan TuMV juga dapat melalui cairan tanaman sakit atau dilakukan secara mekanik. Penularan secara mekanik dapat dilakukan dengan pemindahan virus dari cairan tumbuhan sakit ke tumbuhan sehat. Persyaratan penularan dengan cara ini ialah terjadi secara bersama-sama perlukaan kecil dan partikel virus yang infektif pada bagian kecil sel inang yang mudah terinfeksi. Virus yang mudah ditularkan secara mekanik ialah virus yang stabil dalam cairan perasan dan terdapat pada inang dalam konsentrasi yang tinggi (Bos, 1990). Penularan secara mekanik juga dapat dilakukan melalui penularan lesio tunggal pada tanaman indikator yaitu C. amaranticolor dari beberapa daun yang diketahui terinfeksi TuMV (Firdaus, 2009). Cara penularan ketiga ialah melalui vektor non-virulifereus yang diduga sebagai proses kontaminasi stilet oleh virus (terbawa stilet). Perolehan dan inokulasi virus terjadi dalam periode makan aphid yang pendek, yaitu berkisar antara beberapa detik hingga beberapa menit. Vektor non-virulifereus segera infektif setelah memperoleh virus (Bos, 1990). Aphid mengambil virus dari tanaman yang terinfeksi atau gulma terinfeksi TuMV. Virus kemudian ditularkan ke tanaman yang sehat, sehingga akan timbul gejala. TuMV dapat ditularkan oleh dua spesies kutu daun yaitu Myzus persicae dan Aphis craccivora, namun M. persicae lebih efektif sebagai vektor TuMV dibandingkan A. craccivora (Firdaus, 2009). TuMV dapat ditransmisikan oleh M. persicae dan lebih dari 80 spesies aphid yang lain (Shattuck, 1992). Vektor yang terpenting antara lain Myzus persicae, Brevicoryne brassicae, dan Aphis gossypii (Kennedy et al., 1962; Shukla et al., 1994 dalam Kassem dan Walsh, 2008) 

Tanaman Inang TuMV 
TuMV memiliki kisaran inang yang luas yang terdiri atas minimal 318 spesies tanaman dari 156 genus dan 43 famili (Edwardson dan Christie, 1991 dalam Kassem dan Walsh, 2008). TuMV merupakan virus yang banyak menyerang tanaman dari golongan Brassica sp. dan tanaman lainnya di dunia (Kassem dan Walsh, 2008). Isolat TuMV mampu menginduksi gejala sistemik pada spesies/kultivar famili Brassicaceae antara lain pada Raphanus sativus, Brassica oleracea var gogylodes, B. oleracea var capitata, B. oleracea var gemmifera, B. oleracea var acephala, B. oleracea var capitat, B. oleracea var bottytis, B. oleracea var amplexicaulis, B. oleracea var botrytis, dan B. rapa. TuMV juga dapat menginfeksi famili Chenopodiaceae dan Solanaceae. Isolat TuMV pada tanaman dari famili Chenopodiaceae dan Solanaceae menginduksi gejala lesio lokal nekrotik (Firdaus, 2009). Inang TuMV juga mencakup beberapa gulma yang berperan sebagai sumber infeksi. Terdapat 14 famili gulma yang menjadi inang bagi TuMV (Shattuck, 1992). 
Variasi Gejala TuMV pada Tanaman Caisim: a) Daun Sehat, b) Daun Mosaik Ringan Disertai Vein Clearing, c) Daun Melepuh, d) Daun Malformasi, dan e) Tanaman Kerdil (Firdaus, 2009) 


Gejala Infeksi TuMV Masa inkubasi TuMV pada tanaman sawi berkisar 6,4 hari setelah inokulasi (Natasya, 2014), sedangkan masa inkubasi TuMV pada tanaman caisim yang diinokulasi pada 4, 6, 8, dan 10 hari setelah tanam ialah sekitar 8-10 hari setelah inokulasi (Kartiningtyas dan Hidayat, 2006). Tanaman caisim yang terinfeksi TuMV memperlihatkan gejala yang bervariasi. Beberapa tanaman hanya meperlihatkan mosaik ringan, tetapi kebanyakan tanaman memperlihatkan gejala mosaik berat yang ditandai warna hijau kekuningan pada daun dan disertai gejala vein clearing, melepuh, serta perubahan bentuk atau malformasi.Tanaman sakit umumnya terhambat pertumbuhannya sehingga tampak kerdil (Firdaus, 2009). Gejala lain yang ditimbulkan antara lain daun berukuran lebih kecil daripada ukuran normal, tidak terbentuk bunga, dan polong yang mengering sebelum terbentuk biji (Kartiningtyas dan Hidayat, 2006). Gejala awal tanaman sawi yang terinfeksi TuMV ditandai dengan vein clearing, kemudian daun yang terinfeksi menggulung atau malformasi (Natasya, 2014). Seluruh fase pertumbuhan tanaman caisim rentan terhadap infeksi TuMV. Infeksi virus pada umur tanaman yang lebih muda akan mengakibatkan tanaman semakin rentan dan gejala yang ditimbulkan akan semakin besar (Kartiningtyas dan Hidayat, 2006). [JK07]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar